Thursday, September 10, 2009

Layar Sentuh Apple iPhone 3G vs Blackberry Storm

Blackberry Storm dan Apple iPhone 3G terbilang fenomenal. Selain nama besar mereknya, masing-masing memperkenalkan teknologi layar sentuh yang berbeda dengan yang dikenal selama ini. Blackberry mengusung teknologi SurePress, sementara Apple mengemas teknologi yang disebutnya Multi-Touch System.

Sentuhan Kilat iPhone
Sekilas, gaya pemakaian layar sentuh di iPhone 3G tak berubah: kita sentuh layar dan aplikasi dalam layar langsung bereaksi. Tapi perhatikan baik-baik: disini kita harus pakai jari, bukan stylus. Coba saja ketuk atau gores permukaan layar pakai stylus, layar takkan merespon. Mengapa bisa begitu?
Itu karena layar sentuhnya berupa panel-panel kapasitif. Panel memerlukan benda konduktif -dalam hal ini jari- untuk mengubah sentuhan menjadi impuls listrik. Sinyal lalu dikirim ke prosesor -otaknya hape- yang kemudian memerintahkan aplikasinya bekerja. Lebih menarik lagi, kita juga bisa memakai lebih dari satu jari. Coba gerakkan jari jempol dan telunjuk merapat (seperti mencubit) atau merenggang (seperti menyentil) saat melakukan zoom.
Yang ini karena kapasitor di panel kapasitif tersusun dalam sisyem koordinat. Sirkuitnya sanggup mendeteksi perubahan setiap titik di berbagai lokasi sekaligus dan mengirim sinyal secara simultan ke prosesor. Inilah mengapa teknologinya disebut multi-touch.

SurePress, Pastikan, lalu Pencet
Teknologi SurePress yang dipakai Blackberry Storm punya pendekatan berbeda. Tak hanya menyentuh, kita juga harus menekankan jari ke layar. Sentuhan bertugas memastikan (Sure) pilihan, kemudian tekanan (Press) akan mengaktifkannya. Jika anda pemakai Storm, setuju ga kalau ada rasa membal di bawah layar, seperti ketika sedang memencet tombol keyboard?
Yang pertama perlu diluruskan adalah tak ada pegas di bawah layar. Teknisnya, ada 2 panel kapasitif yang dipasang berdekatan. Tekanan jari mengubah kapasitansi antar kedua panel. Pada lokasi yang ditekan, dihasilkan getaran sebagai respon penanda presisi. Sinyal terkirim ke prosesor yang kemudian memerintahkan dijalankannya aplikasi.
Panel yang dipakai Storm ini merupakan modifikasi dari modul ClearPad buatan Synaptics; modul yang sama seperti yang dipakai pada handset Android pertama HTC.
Sederhananya, ketika kita menekan, layar terdorong ke bawah sejenak, lalu ia akan mengembalikan dirinyake posisi semula. Pada saat itu kita akan mendengar bunyi klik. Respon fisik maupun bunyi itu membuat kita berpikir sedang memncet tombol.
Ceritanya, SurePress ini dimaksudkan sebagai jembatan untuk beralih kebiasaan dari memencet keyboard QWERTY betulan ke keyboard QWERTY virtual di layar sentuh. Para crackberry pasti tahu bahwa dari jaman baheula, Blackberry selalu memakai keyboard QWERTY sebagai input. Ini membuat pemakainya terbiasa memencet tombol.
Secara fisik, keyboard QWERTY lumayan menghabiskan tempat di bodi. Alhasil, layar sulit diperluas. Padahal layar sempit tidaklah nyaman di mata; untuk membaca dokumen misalnya. Nah dicarilah cara agar layar dapat diperluas, namun sensasi pemakaian keyboard QWERTY masih tetap ada.
Layar yang sangat cepat merespon sentuhan sehingga aplikasi langsung berjalan adalah hal yang kami sukai pada multitouch. Di sisi lain, kecepatan juga bisa jadi masalah menjengkelkan ketika aplikasi terlanjur terbuka karena icon-nya tak sengaja disentuh, padahal niatnya mau menjalankan aplikasi lain.
SurePress terasa lebih teliti karena kami masih punya waktu untuk pilih-pilih icon; selama tak dipencet, aplikasi takkan berjalan. Ini memperkecil kemungkinan aplikasi tak sengaja berjalan karena layar terpencet. Tapi kalau butuh cepat-cepat menjalankan aplikasi, bisa jadi "ketelitian" ini malah bikin frustasi.

Bagaimana dengan anda, mana yang lebih sukai?

No comments:

Post a Comment